Tahura, Mengenal Tempat Bersejarah Dengan Suguhan Alam
Kota Bandung memiliki banyak tempat bersejarah dan berbagai keindahan alam yang mempesona. Mulai dari gedung-gedung tua, wisata alam, dan tempat bersejarah yang pain di setiap sudut kota.
Salah satu nya yaitu tempat wisata sejarah dan Alan Raman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau sering disebut Tahura. Tahura sendiri terletak di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan.
Tahura merupakan kawasan konservasi alam yang ada ada di Kota Bandung. Selain itu Tahura juga sering dijadikan tempat rekreasi dan bersantai menghirup udara segar di tengah hiruk pikuk Kota Bandung. Tak hanya wisatawan domestik saja yang berkunjung ke kawasan Tahura, tapi banyak juga wisatawan mancanegara yang berkunjung.
Dengan harga tiket masuk Rp. 11.000 ditambah parkir Rp. 5.000 kita dapat menjelajahi seluruh kawasan Tahura. Dengan suasana yang masih asri, pengunjung disuguhkan pepohonan yang berjajar di setiap sudutnya. Selain itu, di kawasan Tahura masih terdapat hewan liar seperti kera.
Tahura tidak hanya menyajikan keindaha alam yang menyejukan mata, tapi kita juga bisa belajar Mengenal sejarah Kota Bandung jaman dahulu. Karena di kawasan Tahura terdapat Goa Jepang dan Belanda.
Goa Jepang merupakan tempat penyimpanan amunisi, keperluan logistik, dan komunikasi radio pada masa Jepang. Goa Jepang yang ada di kawasan tersebut memiliki empat utama yang menghubungkan satu sama Latin Serra memiliki dua buah pintu ventilasi.
Berbeda dengan Goa Jepang, Goa Belanda ini hanya memiliki satu pintu masuk berupa terowongan. Namun, goa ini memiliki empat lorong sel tahanan dan satu lorong sel pemeriksaan. Selain itu, Goa Belanda memiliki ruang introgasi sentral dan satu pintu ventilasi.
Goa Belanda memiliki banyak fungsi pada masa kolonial. Mulai dari awal pembuatan, goa tersebut dipakai sebagai terowongan penyadapan aliran air sungai Cikapundung untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hingga menjadi stasiun komunikasi pengganti Radio Malabar yang ada di Gunung Puntang pada masa menjelang Perang Dunia II.
Namun, tidak hanya ada dua goa tersebut saja yang ada di kawasan Tahura, ada banyak yang bisa pengunjung nikmati. Seperti Curug Koleang, Curug Lalay, Curug Kidang, dan Curug Omas Maribaya. Selain itu, terdapat monumen dan museum Ir. H. Djuanda.
Jika ingin menjelajah seluruh kawasan Tahura, disarankan untuk membawa perbekalan yang cukup, karena untuk menjelajah seluruh kawasan dibutuhkan wakti yang tidak sedikit. Kemudian jika ingin melanjutkan perjalanan wisata ke Tebing Keratin, pengunjung masih bisa menggunakan ticket masuk Tahura yang berlaku satu hari.
*tiket masuk bisa saja berubah*
*pernah dipos dibeberapa blog saya yang lain dan portal berita kampus*
05 September 2017 aku menulis ini di kamar berukuran 4x5 meter. Mungkin nanti aku ada di Shirakawa, Jepang. Pedesaan yang manis dengan kabut yang menyelimuti pagi dan menikmati kehidupan pedesaan yang tenang dan damai.
0 comments