Keretek Mulai Tergerus Waktu

by - 1:46 PM


Keretek di Majalaya tidak bisa diabaikan begitu saja keberadaannya. Selain alat transportasi paling tua di Majalaya, keretek juga menjadi salah satu mata pencaharain para warga majalaya sendiri.

Memnrut beberapa sumber, keretek merupakan hasil modifikasi dari alat transportasi bernama Kahar dan Delman. Namun karena keduanya memiliki daya angkut sedikit, keduanya mulai ditinggalkan dan berganti menjadi Keretek.

Sekitar tahun ’40-an warga majalaya mulai mengenal dan menjadikan keretek menjadi sumber mata pencaharian mereka.

Keretek memiliki daya angkut 5-7 orang dalam sekali jalan. Selain itu keretek juga menggunakan ban mobil, berebeda dengan delman yang mengunakan bahan kayu sebagai roda.

Mulai berubah

Keretek atau sering disebut Mercy Kenyed oleh anak-anak di Majalaya ini, jumlahnya mulai berkurang saat ini. Kini para warga lebih sering menggunakan angkutan umum (angkot) atau menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Sangat disayangkan jika keretek ini mulai ditinggalkan. Padahal keretek bisa disebut sebgai ciri khas bagi Majalaya sendiri. Karena itu tadi keretek merupakan alat transportasi paling tua di Majalaya.

Banyak pro kontra terhadap keberadaan keretek sendiri. Ada yang berpendapat bahwa keberadaan keretek mengganggu ketertiban lalu lintas. Adapun yang mengatakan keberadaan keretek membuat Majalaya semakin terlihat kumuh.

“keretek kadang bikin kesel, lagi enak ngendarain motor eh si emang keretek ngebelokin keretek nya engga pake permisi,” tutur Iyay salah seorang pengendara motor (27/11).

Namun berbeda dengan Iyay, Lilis salah seorang pelajar mengaku nyaman menggunakan keretek sebagai alat trasportasi menuju sekolahnya.

“keretek itu adalah alat transportasi umum menuju sekolah, ongkosnya murah, keretek juga cepat dan nyaman,” tuturnya antusias

Keretek arah Panyadap-Majalaya yang sampai sekarang masih banyak beroperasi. Ada sekitar 30 keretek. Berbeda dengan arah Bojong-Majalaya yang hanya beberapa saja yang beroperasi. Ini disebabkan banyak angkutan umum menuju arah tersebut.

Para kusir pun kembali bingung sejak ada naiknya BBM. Banyak para kusir yang berhenti beroperasi karena penghasilan mereka kurang dari biaya perawatan kuda.

Kekecewaan pun terlontar dari Riki salah seorang kusir kereter jalur Panyadap-Majalalaya. Ia mengaku banyak perbedaan sejak pertama kali menjadi kusir sampai sekrang.

“seueur neng perbedaannya mah, enakan jaman dulu pas banyak yang belum pake motor, terus sekarang mah harga naraek jeung penumpang teh ngasih ongkos seadanya. Belum ngerti semua penumpangnya, kan ayeuna mah harga naraek,” jelasnya

Belakangan ini, nasib keretek sendiri mulai suram. Karena banyak sekali orang yang mengeluhkan kebradaannya. Selain itu mereka mengganggap keretek sebagai sumber kesemerautan Majalaya.

Tapi banyak juga yang berharap agar keretek tidak akan punah sampai kapanpun. Meski sekarang mulai jumlahnya mulai berkurang dan keberadaanya mulai tergerus oleh waktu.

PS: dipost juga disini

You May Also Like

1 comments